JUBILEUM 150 TAHUN HKBP

JUBILEUM 150 TAHUN HKBP

29 April 2009

FLU BABI


OFFICE INTERNATIONAL DES  EPIZOOTIES (OIE) : TAK ADA BUKTI KALAU VIRUS FLU BABI, BERASAL DARI HEWAN BABI

 

Flu Babi (swine flu) lagi mewabah di Amerika Latin dan sekitarnya. Di Meksiko di laporkan akibat terkena penyakit ini sebanyak 149 orang telah meninggal dunia dan diperkirakan yang telah terjangkit sekitar 1600 orang. Di Amerika Serikat dilaporkan telah terjadi 44 kasus di lima negara bagian. Virus ini juga dilaporkan telah menyebar ke Selandia Baru, Eropa dan Korea Selatan. Diperkirakan penyakit yang diakibatkan  Virus H1N1 ini sangat cepat penyebarannya dan sampai sejauh ini belum ditemukan obat penangkalnya serta sangat mematikan.  Virus H1N1 masuk dan berkembang biak ke dalam tubuh babi, dan daging babi dikomsumsi oleh manusia. Dunia pun resah, dan Indonesia sudah mulai melaksanakan antisipasi pencegahan penularan penyakit ini dengan memasang alat pen deteksi di setiap Bandara Internasional dan Pelabuhan laut. Bahkan menurut berita yang dilansir situs detiknews.com pada tanggal 24 April 2009, pemerintah RI sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan “Travel Warning” bagi warga Indonesia yang bepergian ke luar negeri.

 

Tetapi Kantor Berita Perancis, AFP pada hari Selasa tanggal 28 April 2009 melansir pernyataan Organisasi Kesehatan Hewan Se-Dunia/World Organization For Animal Health (OIE), bahwa Istilah “Swine Flu”  atau Flu Babi merujuk kepada wabah flu mematikan yang tengah melanda dunia itu adalah keliru. Sebab virus baru ini merupakan gabungan dari virus burung, manusia dan babi.


Ditegaskan OIE (Office International des Epizooties) pula bahwa pathogen ini bukan virus manusia klasik namun virus yang mencakup karakteristik komponen virus avian (burung), babi dan manusia. Virus tersebut hingga kini tidak terisolasi pada hewan. Karena itu, tidak benar menamakan penyakit ini “influenza babi”,
 demikian pernyataan badan kesehatan hewan yang bermarkas di Paris, Perancis itu  Diimbuhkan OIE, ilmu sains nantinya akan menunjukkan apakah virus tersebut beredar di antara hewan ternak dan hasilnya akan menentukan apakah negara-negara telah bertindak benar dengan melarang impor babi. Ditandaskan OIE, epidemi flu manusia di masa lalu yang berasal dari hewan telah dinamai sesuai asal geografisnya, seperti flu Spanyol. "Adalah logis untuk menyebut penyakit ini 'influenza Amerika Utara," usul OIE. Dalam wawancara dengan AFP, Dirjen OIE Bernard Vallat menyatakan tak ada bukti kalau virus flu babi ini benar-benar berasal dari hewan babi. "Belum ada bukti kalau virus ini, yang saat ini beredar di antara manusia, benar-benar berasal dari hewan. Tak ada elemen untuk mendukung ini," tegas Vallat. Diimbuhkan Vallat, sangat tidak adil untuk menghukum para peternak babi yang menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut, dengan membicarakan risiko yang belum terbukti sama sekali. Apalagi menurutnya, sejauh ini tak seorang pun bisa menunjukkan bagaimana atau di mana strain virus baru ini terbentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar