JUBILEUM 150 TAHUN HKBP

JUBILEUM 150 TAHUN HKBP

06 Februari 2009

PHOTO-PHOTO KEGIATAN NAPAK TILAS NOMMENSEN (TRIBUTE TO NOMMENSEN DI SIPIROK































NAPAK TILAS MENGENANG PERJALANAN OMPUI PDT. DR. I.L NOMMENSEN (TRIBUTE TO NOMMENSEN) DI SIPIROK DALAM RANGKA KEGIATAN TAHUN DIAKONIA HKBP 2009



            Salam Tahun Diakonia!

Dalam rangka Tahun Diakonia HKBP 2009, dilaksanakan Kegiatan Napak Tilas untuk mengenang perjalanan DR I. L NOMMENSEN (Tribute To Nommensen), “Apostel ni Halak Batak”. Kegiatan ini dilaksanakan serentak di 4 wilayah, yakni di Sipirok, Sigumpar, Barus dan Samosir. Tim napak tilas untuk masing-masing wilayah diberangkatkan dari HKBP Pearaja.

Tim napak tilas untuk Sipirok tiba di HKBP Sipirok-Ressort Sipirok, pada Hari Senin, 2 Pebruari 2009 pukul 19.30 WIB, berjumlah 50 orang yang keseluruhannya adalah Pemuda dan Mahasiswa, utusan dari STT HKBP, STGH HKBP, ST Bibelvrouw HKBP, ST Diakones HKBP, Sekolah Pendeta HKBP, SMK HKBP dan beberapa orang dosen muda FKIP Univ. HKBP Nommensen-Siantar dibawah pimpinan Pdt. Heince Simanjuntak, STh dari Kantor Pusat HKBP. Setelah istirahat dan makan malam di Rumah Dinas Pendeta Ressort HKBP Sipirok, selanjutnya acara perkenalan dengan naposobulung utusan dari HKBP Sipirok dan utusan Distrik I Tapsel-Sumbar yang juga akan mengikuti napak tilas nomennsen tersebut di Gereja HKBP Sipirok. Peserta dari HKBP Sipirok dipimpin oleh Cln Pdt. Henry Pasaribu STh.  Kemudian penjelasan dan gambaran mengenai HKBP Sipirok dan para missionaries di wilayah tapanuli bagian selatan (angkola) pada jaman dulu oleh pemandu/pendamping napak tilas dari HKBP Sipirok, yaitu St. H. Sianturi. Menurut sejarah, HKBP Sipirok adalah Gereja tertua di HKBP yang dibangun oleh Tuan Pdt. Klammer pada bulan Mei 1864. Dua lonceng gereja yang nyaring bunyinya merupakan pemberian dari Jerman pada tahun 1894 dan 1898 (pada masing-masing lonceng ada pertulisan nama orang yang memberikan, keterangan dan tahun dalam bahasa Jerman).  Disekitar gereja juga terletak lokasi makam-makam tua para keluarga missionaries terdahulu dan keluarga orang-orang batak pertama yang menjadi Kristen dan juga mengabarkan injil di wilayah tapanuli. Gereja HKBP Sipirok juga merupakan Gereja peringatan Jubelium 100 tahun HKBP 1861-1961. Di halaman gereja sendiri juga ada Tugu Peringatan 75 tahun HKBP (1861-1936). Pada tahun 2004 Balai Arkeologi Medan-Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata  juga pernah melaksanakan penelitian di kompleks HKBP Sipirok dan menerbitkan buku hasil penelitiannya. St. H. Sianturi juga menjelaskan mengenai situs Parausorat dan Bungabondar pada saat ini yang merupakan tujuan napak tilas serta menyerukan dan menghimbau kepada para peserta napak tilas dan seluruh warga HKBP untuk senantiasa mengenang. memperhatikan dan mengunjungi HKBP Sipirok dan seluruh situs pekabaran injil oleh para missionaries terdahulu yang terletak di Sipirok. Setelah itu seluruh kegiatan ditutup dengan Ibadah malam.

Keesokan harinya,  Selasa, 3 Pebruari 2009, setelah melaksanakan sarapan dan Ibadah Pagi serta pengarahan dari Kadep Diakonia HKBP dilanjutkan dengan kegiatan menanam pohon disekitar kompleks Gereja HKBP Sipirok oleh Kadep Diakonia HKBP Pdt Nelson F Siregar STh, Phraeses Distrik I Pdt Marolop Sinaga MTH, Pendeta Ressort/Uluan HKBP Sipirok Pdt Leritio Br. Panjaitan STh, mewakili seluruh Jemaat HKBP di Distrik I Tapsel-Sumbar, Bapak Sahat Tua Sinaga, yang merupakan sekretaris umum Panitia Distrik I Tahun Diakonia HKBP 2009 dan juga anggota DPRD Kota Padangsidimpuan, serta Kapolsek Sipirok AKP S. Nainggolan.

            Setelah menanam pohon, peserta napak tilas melaksanakan napak tilas wisata iman pada pukul 9.45 wib menuju situs Parausorat sampai ke Bungabondar yang diberangkatkan oleh Kadep Diakonia HKBP Pdt Nelson F Siregar STh. Jarak keseluruhan yang ditempuh adalah ± 18 km dengan pengawalan dari mobil patroli Polsek Sipirok dibantu dengan personil lainnya dengan bersepeda motor.

Seluruh peserta berjalan kaki dari HKBP Sipirok tidak terkecuali Kadep Diakonia/Ibu, Phraeses Distrik I/Ibu, Kapolsek Sipirok, bapak Sahat Tua Sinaga/Ibu. Peserta napak tilas juga diikuti dari belakang oleh tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan yang berada pada kenderaan yang dibawa oleh St. H. Sianturi sebagai pemandu beserta dengan inang Pdt. Leritio Panjaitan (beliau dalam keadaan hamil). Rute yang ditempuh adalah Gereja HKBP Sipirok-Desa Baringin-Desa Padang Matinggi-Desa Parausorat.

Seluruh peserta napak tilas wisata iman dengan semangat dan penuh kegembiraan berjalan kaki menyusuri rute napak tilas dan tiba di Gereja GKPA Parausorat pada pukul 11.30 wib disambut oleh masyarakat, jemaat dan pengurus gereja GKPA Parausorat.

Di dalam gereja dilaksanakan kebaktian singkat, kemudian keterangan dan penjelasan oleh pimpinan gereja GKPA Parausorat, st. Hasibuan mengenai jemaat gereja yang hanya 8 kk serta riwayat perjalanan DR I.L Nommensen di Parausorat. Kemudian penjelasan dari Kadep Diakonia HKBP selanjutnya sesi tanya jawab. Para peserta napak tilas dengan semangat dan penuh keingintahuan menanyakan sejarah Nommensen di Parausorat, dan dijawab oleh pihak gereja, dari pemandu dan juga dari Kadep Diakonia HKBP. Pada intinya bahwa Ompui Nommensen dulu tinggal di Parausorat hanya sekitar 6 (enam) bulan dan mengajar penduduk bercocok tanam yang baik serta mengajar anak-anak membaca dan berhitung. Pada awal-nya beliau juga sulit diterima masyarakat dibuktikan dengan tinggalnya pun dipinggir pemukiman penduduk ke arah hutan. Ompui DR I.L Nommensen dalam memberitakan injil lebih memilih Parausorat ketika diutus oleh rapat kedua para missionaries zending (Pdt. Heine, Pdt. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt Van Asselt) 7 Oktober 1862, karena melakukan metoda pendekatan terlebih dahulu kepada Raja  mengingat dari 3 wilayah kerajaan dulu di Sipirok yaitu Sipirok, Parausorat dan Bungabondar sentrumnya (pusat kerajaan) terletak di Parausorat. Selanjutnya para peserta napaktilas wisata iman menuju lokasi pargodungan (lahan) yang dulu dipakai Ompui Nommensen untuk tinggal,  bercocok tanam dan mendirikan sekolah untuk mengajar anak-anak yang jaraknya ± 200 m dari gereja. Di lokasi tersebut sekarang berdiri bangunan prasasti peringatan Napak Tilas Mengenang Perjalanan Nommensen yang diselenggarakan oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara pada Tahun 2007

Setibanya di lokasi, dilakukan penanaman pohon dan beristirahat sekaligus makan siang, agar tenaga pulih sehingga dapat melanjutkan perjalanan ke Bungabondar yang berjarak ± 10 km dari Parausorat.  Setelah doa yang dibawakan oleh salah seorang peserta dari  STT HKBP-Siantar, pada pukul 14.00 wib napak tilas/wisata iman pun dilanjutkan dengan penuh semangat menuju Bungabondar.

            Peserta napaktilas/wisata iman tiba di Gereja Bungabondar pada pukul 16 wib disambut oleh Pendeta Ressort GKPA Bungabondar, Pdt. Siregar STh bersama dengan warga jemaat GKPA Bungabondar. Perlu diketahui bahwa Gereja Bungabondar tidak memiliki merek gereja baik diluar maupun didalam dikarenakan warga Bungabondar yang beragama Islam pun merasa memiliki Gereja Bungabondar dan juga warga jemaat lain diluar GKPA. Setelah kebaktian singkat yang dibawakan oleh Pendeta Siregar, kemudian keterangan dan penjelasan dari salah seorang jemaat Bungabondar yang tertua yaitu Ompung Tambunan mengenai riwayat gereja Bungabondar dan para missionaries dulu yang mengabarkan injil di Bungabondar. Kemudian keterangan dan penjelasan dari Phraeses Distrik I Pdt Marolop Sinaga MTh dan Kadep Diakonia HKBP Pdt Nelson F Siregar STh pada saat acara tanya jawab. St. H. Sianturi sebagai pemandu juga menambahkan bahwa menurut buku-buku dan dokumen sejarah bahwa Gereja di Bungabondar didirikan oleh Tuan Pdt. Betz  pada 26 Agustus 1868 dibantu oleh Pdt Schiilz. Ompui Nommensen sendiri di Bungabondar untuk membantu Pendeta Betz membuat aturan-aturan gereja mengenai perkawinan dan pembaptisan serta menterjemahkan lagu-lagu Psalmen  ke dalam Bahasa Batak. Beliau membaptis seorang warga Bungabondar bernama Helong Siregar menjadi Samuel dan istri dari Markus Siregar yang telah lebih dahulu dibaptis Pdt Van Asselt di Sipirok. Selanjutnya Kadep Diakonia HKBP mempersilahkan rombongan dari Yayasan Gema Kyriasa-Jakarta yang telah tiba di Gereja Bungabondar untuk memperkenalkan diri.

Setelah ditutup dengan Ibadah singkat dan bersalam-salaman seluruh peserta napak tilas kembali ke HKBP Sipirok pada pukul 17 wib. Pada pukul 20.00 wib rombongan Kadep Diakonia HKBP, Pdt Nelson F. Siregar STh bersama rombongan Yayasan Gema Kyriasa-Jakarta kembali ke Tarutung, demikian juga rombongan  Phraese HKBP Distrik I  Pdt Marolop Sinaga MTh kembali ke Padangsidimpuan.     

Keesokan harinya, Rabu, 4 Pebruari 2009 setelah Ibadah pagi, tim napaktilas melanjutkan perjalanan ke Simangumban dilepas oleh Phraeses HKBP Distrik I bersama Pendeta Ressort HKBP Sipirok.

 

Selamat Merayakan Peringatan 175 Tahun DR (HC) Theol. I. L. Nommensen

Selamat Tahun Diakonia HKBP 2009