JUBILEUM 150 TAHUN HKBP

JUBILEUM 150 TAHUN HKBP

08 Desember 2008

NATAL : Suatu Renungan


Mengenangkan, Merayakan dan Menghadirkan Kembali Tindakan kasih Allah Dalam Diri Yesus kristus



Masa-masa Adven telah banyak dan mulai dipergunakan orang-orang Kristen untuk merayakan Natal. Perayaan-perayaan Natal yang dibuat oleh instansi pemerintah maupun swasta, sekolah-sekolah, kumpulan-kumpulan marga, bahkan yang berasal dari gereja sendiri.
Mari sejenak kita merenung, sebenar-nya untuk apa kita merayakan Natal? Manfaat apa yang kita ambil? Apa korelasi-nya dengan hidup kita sehari-hari? Apa yang perlu kita sikapi?

Merayakan Natal berarti kita mengenangkan kembali tindakan Allah dalam diri Yesus Kristus.

Yesus Kristus yang meskipun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang hamba. band:Flp 2:6-7.

Kristus merelakan nilai dirinya yang begitu tinggi dan mengambil bagian yang begitu rendah dalam kehidupan manusia, yaitu hamba miskin, seorang awam yang mengandalkan Allah dalam hidupnya. Kiranya peristiwa ini bisa menjadi bahan permenungan untuk mensikapi kehidupan kita secara mendalam. Dalam jaman kita sekarang ini banyak manusia hanya menggembalakan dirinya sendiri, banyak menuntut supaya kepentingannya terpenuhi, tanpa peduli dengan kepentingan mereka yang ada di sekitarnya. Manusia cenderung mau merengkuh harkat diri yang tinggi, bahkan jauh melebihi kodratnya. Mereka men-Tuhankan dirinya dengan segala bentuk aplikasinya, entah benda, waktu, uang, jabatan dan kuasa. Bahkan tidak jarang manusia mengatasnamakan perintah Tuhan melakukan suatu tindakan yang merusak relasi antar manusia atau pun dengan Tuhan sendiri. Maka kiranya hari Natal, hari kelahiran Yesus Kristus, bisa menggugah jiwa kita untuk membangun kembali dunia ini menjadi suatu dunia yang indah, aman dan nyaman untuk dihuni umat manusia.

Merayakan natal juga berarti merayakan tindakan Allah yang mau menyapa, berdialog dengan
manusia dalam kemanusiaannya.

Maka Sang Firman mengambil rupa manusia. Dalam rupa manusia inilah Dia berperan sungguh-sungguh sebagai manusia. Ia lahir dari seorang perempuan, besar dalam suatu keluarga dan masyarakat. Sebagai manusia, hatiNya selalu tergerak saat melihat orang lain menderita. Ia mempunyai rasa belas kasih, iba, mencintai, sedih sebagaimana dimiliki manusia.
Maka bisa dikatakan Yesus sungguh-sungguh profesional dalam menjalankan perutusannya ini.
Pertanyaan reflektif yang bisa kita kemukakan disini adalah, apakah kita sungguh-sungguh sudah menjadi pribadi-pribadi yang menyadari tugas perutusan kita. Apakah kita lebih mementingkan mencari jatah kuasa atas yang lain atau memperhatikan kebutuhan sesama dengan seksama? Apakah kita telah membantu orang-orang di sekitar kita menjadi pribadi-pribadi yang sungguh manusiawi. Atau kita malah menghambat atau bahkan 'membunuh' perkembangan mereka. Kalau kita lanjutkan, akan muncul sederetan pertanyaan.
Kunci pokoknya adalah kalau kita merayakan tindakan Allah yang mau menyapa manusia dalam
kemanusiaannya, apakah kita juga bergembira dan merayakan kemanusiaan kita karena mampu menyapa dan berdialog dengan sesama manusia sebagai manusia?

Merayakan natal juga berarti menghadirkan kembali cinta Allah pada manusia.

Dalam diri Yesus, Allah yang mencintai manusia mau merengkuh kembali manusia dalam pelukan kasihNya. Allah tidak ingin membiarkan umatNya terpisah-pisah dan tercerai berai. Maka perayaan natal selalu mengajak kita untuk menghadirkan cinta Allah dalam suatu gerakan kasih yang timbal balik di antara banyak pribadi demi terwujudnya kesatuan umat manusia sebagai citra Allah.
Semoga di dalam merayakan Natal, kita diinspirasikan oleh makna pengosongan diri Yesus.
Kiranya cinta kasih Yesus mampu diwujudkan di dalam dan melalui diri kita masing-masing, bagi kepentingan orang banyak.

2 komentar:

  1. Sudah tepatlah HKBP mengadakan rapat seefektif mungkin. Diluar negeri/di Negara maju, rapat puncak seperti ini sudah tinggal pengesahan saja. Sebelumnya tentu sudah dilakukan lobi-lobi terhadap peserta yang ikut rapat. Kalau pembahasan dalam rapat dimulai dari awal lagi, sudah bisa dibayangkan bagaimana pimpinan itu menerima dan menyimpulkan begitu banyak pendapat. Saya setuju bahwa HKBP sudah maju selangkah, sudah bisa melihat keefektipan waktu, tenaga, dan biaya. Yakinlah apalagi pembahasan anggaran pasti lebih banyak komentarnya, dan kadang tidak masuk akal. Selamat buat HKBP, Selamat buat peserta rapat, dan Selamat Natal 2008 dan Tahun Baru 2009. (stgmaludin@yahoo.co.id., Bulir Sesawi, St. Maludin Sitanggang)

    BalasHapus
  2. Trim's atas komen amang...
    Tapi...soal rapat seefektif mungkin? Terus...soal lobi-lobi?
    Ini khan bukan rapat para legislatif yang penuh intrik dan lobi-lobi. Lagian kita tahu nuansa lobi-lobi lebih kental pada saat terjadi deadlock :)
    Kalo dibandingin dengan SG HKBP yang peserta-nya ribuan...rapat MPS gak banding. MPS jumlah-nya gak sampe 90 orang, mang.
    So...wajar, klo SG itu rame...riuh-rendah.
    Nah...anggota MPS memang harus benar-benar bersidang dengan alot. Soal-nya mereka membicarakan Rencana Tahunan dan APB tahunan HKBP...agar memang benar-benar dihasilkan program yang efektif/efisien ditunjang dengan anggaran/dana yang efesien pula. Saya kira klo cuman segitu itu yang bersidang pasti bisa terpimpin dan berjalan dengan baik dan arif. Kalo kita bandingin SG atau Rapat Huria-lah contoh kecil-nya, pasti bakal lebih rame dari rapat MPS ini.
    Lagian, menurut hemat kami...tidaklah terlalu mantap kalo rapat ini dilaksanakan sekarang ini. Lebih banyak anggota MPS itu khan para pelayan HKBP di tingkat Distrik, Ressort maupun Huria, yaitu pra phraeses dan 2 orang utusan masing-masing Distrik (Pendeta+Sintua) Sisanya...Pimpinan HKBP yang lima orang, Ketua STT, Ketua Balitbang, Ketua BA HKBP, Ketua BU HKBP, Ketua BPP HKBP, Ketua Rapat Pendeta HKBP dan seorang masing-masing utusan Guru Huria, Bibelvrow dan Diakones.
    Nah...kita tahu Bulan Desember ini khan bulan penuh jadwal. So pasti yang paling banyak adalah...jadwal melayani di Perayaan Natal.
    Saya kira...klo mau pemanfaatan waktu yang efektif, khan lebih baik dilaksanakan pada akhir Oktober atau awal November. Tapi...para pimpinan kita lebih fokus pada Ibadah memberangkatkan para caleg, sementara baru tahun depan para caleg kita itu bertanding. Dimana letak efektif-nya?
    Karena itu-lah juga banyak wacana yang bergulir agar AP HKBP 2002 di amandemen. Banyak yang menilai (termasuk salah satu-nya juga saya...) AP HKBP masih perlu penyempurnaan. Untuk itu diperlukan sumbangsaran dari para ahli maupun pemikir, terutama yang merupakan jemaat HKBP. Salah satu-nya adalah amang Sitanggang. Menurut saya, amang khan sudah termasuk pakar, ahli peneliti pula. Dan sudah banyak pengalaman di HKBP
    Klo saya sih...masih "anak semalam"
    He...he...he...
    Saya sudah pernah mengikuti SG HKBP, mang! dan saya kira amang pasti sudah lebih dulu daripada saya. Saya sudah lihat, ikuti dan saksikan sendiri, bagaimana SG itu dengan segala "cerita-nya". Oleh karena itu...gak salah khan mang klo kita kritis dan sedikit idealis seraya senantiasa berdoa demi HKBP yang tercinta ini.
    Selamat Adven, Selamat Natal, dan Selamat menyambut Tahun Baru 2009 juga buat amang sekeluarga.
    Sekali lagi...trim's atas kunjungan dan komen-nya. GBU

    BalasHapus