UBI CARITAS ET AMOR DEUS IBI EST
Dimana ada kebajikan dan kasih, di situ ada Allah (1 Joh 4 : 12)
JUBILEUM 150 TAHUN HKBP
08 Agustus 2010
PENDETA KAYA LUAR BIASA
Dalam 1 Timotius 6:10, dia berkata: Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Sebuah kenyataan yang menggelisahkan.
Idealisme nyaris tak tersisa, bahkan jika ada yang memilikinya sering kali dianggap bodoh, tidak realistis, melepas kesempatan emas, dan berbagai penilaian lainnya. Orang tak segan-segan menjual kebenaran demi uang. Hati nurani secara perlahan tapi pasti, teriris habis. Dengan mudah kita menemukan pertengkaran hingga permusuhan karena uang. Bahkan kasus pembunuhan bermotif uang semakin meninggi jumlahnya. Pertalian darah dengan mudah bisa “putus” karena harta warisan yang juga sama dengan uang. Wajah dunia makin hari makin menyedihkan, tak lagi mampu memancarkan kemurnian yang murni.
Kehidupan terus berubah, penuh basa-basi, semakin kehilangan arti kasih yang sejati, karena semua bisa dibeli. Orang kini bisa membeli senyuman, bahkan “perkawanan” hingga “pernikahan”. Semboyan asal ada uang semua bisa datang, semakin mendapat pembenaran dalam kenyataan. Namun yang paling menyedihkan adalah runtuhnya tembok keimanan.
Iman, yang seharusnya membuat manusia beriman berdiri teguh di tengah badai godaan uang, ternyata, juga turut mengalami goncangan. Banyak orang “beriman” kini tak lagi menyukai iman. Iman dianggap menyingkirkan diri dari pergaulan zaman. Orang tak dihargai karena beriman, melainkan karena beruang, begitu sinis yang muncul. Di lingkungan rohani virus ini terus menyebar luas. Ironis. Kini ada guyonan pahit: Jika berbisnis bukalah gereja, dijamin tak rugi, bahkan terkesan suci. Mengapa? Karena ternyata banyak “petinggi gereja” yang memang berbisnis dalam membuka gereja. Jabatan “pendeta” menempel tanpa pernah jelas dari mana asalnya, dan bagaimana bisa meraihnya. Pemahaman theologi tak ada, berkhotbah tak pernah, yang ada hanya kata bagaikan mantera, “Roh Tuhan berbicara pada saya…” Visi diungkapkan seakan datang dari sorga untuk digarap di Bumi. Namun jika dicermati, hati tersentak karena semua bermuara pada sang pendeta.
Yang lain mungkin sedikit lebih baik dalam kemampuan. Sekalipun tak memiliki pemahaman theologi, namun karena fasih lidah sang pendeta berkhotbah. Yang dikisahkan selalu yang meninabobokkan umat. Sukses yang semu dikumandangkan dalam apa yang disebut kesaksian, sementara kebenaran sebagai buah hidup orang percaya, nyata-nyata, tak tampak. Pendekatan emosi selalu menjadi pola karena sukses mendulang hasil. Lagi-lagi ungkapan rohani: “sentuhan Roh Kudus”, menjadi kata-kata sakti yang membutakan umat untuk tak lagi menguji segala sesuatu. Padahal Alkitab jelas berkata, “jangan padamkan Roh, namun ujilah segala sesuatu” (1Tes. 5:19, 21). Umat percaya habis, dan dana mengalir kencang. Tampaknya tak jelas berakhir di mana. Karena ada gedung gereja, aset gereja dan lainnya. Seakan pemakaian uang tampak nyata, namun ternyata, di balik semuanya tersisa masalah yang luar biasa. Aset atas nama pribadi pendeta, sering terungkap setelah pendeta tiada. Terjadilah tarik-menarik aset yang sungguh tak menarik sama sekali.
Yang sedikit lebih canggih, aset atas nama yayasan, atau bahkan gereja. Namun dalam akte notaris ternyata susunan pengurus didominasi oleh keluarga pendeta. Lagi-lagi untuk suara terbanyak, pengurus dan umat kecele. Tapi ada yang lebih halus lagi, seakan pengurus tidak didonimasi keluarga pendeta, namun ternyata bunyi klausul yang ada memberikan kekuasaan tak terbatas pada pendeta atau segelintir orang dekat pendeta, atas aset yang ada.
Umat selalu berkata, itu urusan pendeta dengan Tuhan, dan tentu saja pendeta senang karena memang pemahaman itu yang ditabur untuk dituai. Umat telah digiring pada paham yang salah, sehingga tak lagi kritis, apalagi menguji sesuai kata Alkitab. Belum lagi ketakutan akan kutuk yang selalu ditebar, seperti “jangan mengganggu pendeta, karena dia adalah biji mata Tuhan”. Pengultusan dilakukan dalam waktu yang lama lewat indoktrinasi. Sayangnya, umat semakin teggelam dan gelap mata menghargai pendeta, sekalipun nyata-nyata salah. Apalagi jika lingkungan pelayanan diwarnai suasana adan ajaran yang mistis, dan lagi-lagi, obral kata-kata “kehendak Roh”.
Penguasaan pendeta atas umat, sudah tak bertepi. Nah, ketika pendeta kaya raya, maka alasannya sangat mudah: itulah bukti pendeta diberkati, pendeta beriman. Padahal kekayaan pendeta yang bertumpuk justru bukti ketidakpedulian pada yang susah. Banyak umat yang susah, apalagi dalam konteks Indonesia. Tidak salah pendeta memiliki mobil karena memang dia membutuhkannya. Namun jika mobil itu mewah dan jumlahnya yang berlebih, bukankah itu tak lazim? Pendeta harus memiliki rumah, karena dia dan keluarga memerlukannya. Tapi jika rumah itu mewah dan ukurannya wah, bagaimana mungkin dia bisa berkata, sangat peduli pada umat yang kebanyakan tak, atau, belum, memiliki rumah. Umat yang dimaksud tentulah orang percaya yang baik, di berbagai tempat secara merata.
Terhadap berbagai hal ini, biasanya dengan mudah pula pendeta berkelit dan berucap, ini adalah pemberian umat juga. Mungkin dia benar. Hanya saja, mengapa umat memberi, itu tetap harus diuji. Jangan-jangan hasil indoktrinasi. Belum lagi, namanya “diberi”, apakah dia tak bisa menerima yang pas, sesuai kebutuhan, menolak yang berlebih, sehingga berkat bisa terdistribusi.
Dengan demikian juga menjadi pembelajaran bagi umat untuk saling menolong. Karena ada juga umat yang suka memberi pada pendeta ternyata pelit pada sesama. Mengapa? Anda pasti tahu alasannya. Ini adalah kenyataan yang menyedihkan. Sudah waktunya kita mengembalikan semuanya pada kebenaran. Gereja bukan kerajaan, sehingga yang ada suksesi keturunan, kekeluargaan, padahal tidak ada panggilan yang jelas. Sangat menyenangkan jika anak pendeta menjadi pendeta karena panggilan, tapi jangan dengan motivasi melanggengkan kekayaan. Jangan lagi terucap kalimat “pendeta harus kaya sebagai bukti diberkati”, karena yang benar adalah pendeta yang diberkati akan menjadi berkat bagi banyak orang. Jangan lagi menumpuk kekayaan untuk diri, karena Alkitab telah mengatakan, “adalah terlebih berkat memberi daripada menerima.” Bukankah “Doa Bapa Kami” yang antara lain berkata “Berilah kami makanan kami yang secukupnya”, nadanya sangat indah? Atau mungkin kita telah lupa pada apa yang diajarkan Yesus?
Biarlah para pebisnis hidup sesuai dunia mereka (pakaian, mobil dan rumah mewah sebagai bukti prestasi) dan pendeta di panggilannya (kejujuran, kesetiaan, kesederhanaan). Berpunya tapi tak berlebih, karena memilih fungsi bukan prestise. Mari menjadi pendeta, yang adalah gembala, tapi bukan upahan tentunya. Berani menyatakan kebenaran dan menjadi model dalam kehidupan. Selamat menjadi pak pendeta yang kaya rasa, bukan kaya harta. Semoga umat jeli mengamati dan membantu pendeta agar berada di jalurnya.
Pengkhotbah: Pdt Bigman Sirait
11 April 2010
BENNY HINN : SANG TELEVANGELIS KONTROVERSIAL
Toufik Benedictus Hinn, demikian nama asli dari Benny Hinn yang lahir 3 Desember 1952 di Jaffa, Israel. Ia berasal dari keluarga Yunani-Armenian dan dibesarkan dalam tradisi Ortodoks Timur dalam lingkungan Gereja Ortodoks Yunani.
Dalam buku-bukunya, Hinn menyatakan bahwa ayahnya adalah walikota Jaffa pada saat kelahirannya. Tak lama setelah Perang Arab-Israel tahun 1967, keluarga Hinn kemudian beremigrasi ke Toronto, Ontario, Kanada. Di lingkungan yang baru ini, kepercayaan Hinn beralih dari Ortodoks ke aliran Pentakosta.
Peristiwa menarik yang dicatat pada bulan Desember 1973, Hinn menyewa sebuah bis dan melakukan perjalanan dari Toronto ke Pittsburgh untuk menghadiri suatu pelayanan mujizat dari Kathryn Kuhlman. Dia sendiri tidak pernah bertemu langsung secara pribadi dengan Kuhlman, tapi ia hanya mengikuti pelayanan penyembuhan yang dilakukan Kuhlman. Ia mengagumi Kuhlman dan kerap menyebut Kuhlman sebagai orang yang berpengaruh dalam kehidupannya.
Berikutnya, Hinn kemudian pindah ke Amerika Serikat, di Orlando, Florida, di mana ia mendirikanOrlando Christian Center di tahun 1983. Di sinilah, Hinn mulai menyatakan bahwa Tuhan sedang menggunakan dirinya sebagai saluran untuk pelayanan penyembuhan ilahi, dan mulai memegang pelayanan ini di gerejanya.
Kebaktian "Miracle Crusade" lalu mulai diadakan di stadion dan auditorium besar di seluruh Amerika Serikat dan dunia, juga tayangan televisi nasional yang diadakan di Flint, Michigan, pada tahun 1989.
Pada awal 1990-an, Hinn meluncurkan acara talk show yang dinamakan "This Is Your Day", yang ditayangkan perdana di Trinity Broadcasting Network (TBN). Pelayanan Hinn berkembang pesat dari sana, yang kemudian mendapatkkan pujian serta kritik dari para pemimpin Kristen lain.
Pada tahun 1999, ia mengundurkan diri sebagai pendeta Orlando Christian Center, lalu memindahkan kantor pusat pelayanannya ke Grapevine, Texas. Program "This Is Your Day" dipancarkan dari sebuah studio televisi di Orange County, California, di mana ia kini tinggal bersama keluarganya. Hinn menikah dengan Suzanne Harthern pada tanggal 4 Agustus 1979 dan dikaruniai empat orang anak.
Kini Benny Hinn dikenal sebagai seorang penginjil pelayanan kesembuhan dan pengajar Alkitab yang luar biasa. Dia juga menulis sejumlah buku-buku Kristen inspirasional yang laris. Program TV "This Is Your Day" yang berdurasi 30 menit menjadi program yang paling banyak disaksikan di berbagai jaringan televisi Kristen seperti TBN, Daystar Television Network, Revelation TV, Grace TV, Vision TV, INSP Networks, dan The God Channel.
Melalui Kebaktian "Miracle Crusade" yang digelar di stadion di kota-kota besar di seluruh dunia, diperkirakan puluhan juta orang yang menghadiri setiap tahunnya. Diperkirakan bahwa Benny Hinn telah berbicara kepada satu milyar orang, termasuk kebaktian di India yang dihadiri 7,3 juta orang dalam tiga kali pelayanan, rekor tertinggi dalam sejarah pelayanan penyembuhan.
Benny Hinn Ministries juga mendukung 60 organisasi misi di seluruh dunia dan beberapa panti asuhan di berbagai negara. Membangun perumahan dan memberi makan lebih dari 100.000 anak per tahun dan juga mendukung 45.000 anak-anak setiap hari, termasuk sebuah Rumah Sakit di Kalkuta, India. Ada 200.000 pasien di rumah sakit yang diberikan perawatan medis gratis setiap tahunnya dan masih banyak lagi. Ketika terjadi bencana tsunami tahun 2005, Benny Hinn Ministries juga turut menyumbangkan $250.000 dan $100.000 untuk korban Badai Katrina.
Kritik dan Kontroversi
Hal yang paling kontroversial dalam pelayanan Benny Hinn adalah klaim memiliki urapan khusus yang diberikan oleh Allah kepadanya untuk menyembuhkan orang sakit. Pada kebaktian-kebaktian yang diadakannya, disebutkan telah terjadi kesembuhan dari kebutaan, tuli, kanker, AIDS, dan luka fisik. Namun, laporan berita investigasi oleh program-program seperti Inside Edition, Dateline NBC, disebut bahwa klaim-klaim ini masih dipertanyakan.
Hinn pernah membuat sejumlah nubuat, seperti Allah menghancurkan masyarakat homoseksual Amerika pada tahun 1995, kematian Fidel Castro, pemilihan presiden perempuan pertama AS, Daerah East Coast, AS akan hancur oleh gempa bumi, dan sebagainya, semua akan terjadi sebelum milenium ketiga.
Pada Oktober 1999, Hinn tampil di TBN dan mengatakan bahwa Allah telah memberinya sebuah visi bahwa ribuan orang mati akan dibangkitkan setelah menonton progamnya—pemirsa yang memiliki orang yang dikasihi tapi telah meninggal lalu diminta menaruh tangannya di layar TV agar terhubung ke studio—dan TBN akan menjadi "perpanjangan Sorga ke Bumi."
Pada bulan April 2001 HBO menayangkan sebuah film dokumenter berjudul "A Question of Miracles" pada Hinn dan hamba Tuhan lain Reinhard Bonnke. Sang sutradara, Antonius Thomas mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak menemukan kasus di mana orang yang telah disembuhkan oleh Hinn. Thomas mengatakan kepada New York Times tentang klaim Hinn, "Jika saya telah melihat mujizat-mujizat, saya akan dengan senang hati menggembar-gemborkan itu... tapi dalam retrospeksi, saya pikir mereka berbuat lebih banyak kerusakan kekristenan daripada ateis yang paling berkomitmen."
Pada bulan Maret 2005, "Ministry Watch", sebuah organisasi independen yang mengawasi pelayanan Kristen untuk transparansi dan efisiensi keuangan mengeluarkan pernyataan bahwa, pengeluaran yang dilaporkan mengungkapkan bahwa Benny Hinn Ministries memiliki lebih banyak uang daripada yang dibutuhan untuk pelayanan. Untuk itu disarankan untuk mempertimbangkan dan banyak berdoa jika berniat untuk memberi bagi Benny Hinn sambil berdoa pula untuk pemulihan dan pertobatannya.
Pada November 2006, CBC Television menayangkan program khusus berjudul "Do You Believe in Miracles" yang menunjukkan penyelewengan yang dilakukan dalam pelayanan Benny Hinn. Dengan bantuan kamera tersembunyi dan para saksi "Miracle Crusade", tayangan ini mencoba menunjukkan penyalahgunaan dana oleh Benny Hinn, pemalsuannya tentang kebenaran, dan bagaimana cara para staf Benny Hinn memilih audiens yang datang ke panggung pada acara penyembuhan di televisi. (wikipedia)
ISTRI BENNY HINN MENGAJUKAN CERAI
20 Januari 2010
BAHASA ROH
Alamanak HKBP hari ini :
20 Desember 2009
LOGO TAHUN PENATALAYANAN HKBP 2010
Keterangan Logo
1.
Menggambarkan ketersusunan dan keteraturan organisasi dan administrasi gereja HKBP di bawah kepemimpinan dengan sistem flat.
2.Logo HKBP warna biru
Ketersusunan dan keteraturan kepemimpinan dan pelayanan menuju HKBP yang semakin mengenal jati dirinya.
3.Bola Dunia dengan daratan hijau dan lautan biru.
Pelayanan HKBP merupakan bagian dari pelayanan gereja di tengah-tengah dunia ini, untuk mewujudkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan Tuhan.
4.Kepala dan tangan yang merangkul dengan warna kuning emas
Menggambarkan Kristus sebagai kepala gereja yangmerangkul umat yang percaya kepadaNya di dunia menuju damai sejahtera.
Copyright : Kantor Pusat HKBP - Pearaja Tarutung
04 Agustus 2009
RAPAT PENDETA HKBP 2009
Hari ini, Selasa 4 Agustus 2009 Rapat pendeta HKBP 2009 resmi dibuka oleh Ketua Rapat Pendeta HKBP, Pdt. Dr. Jamilin Sirait pada saat Ibadah pembukaan dengan pemukulan Palu sidang sebanyak 3 kali. Pembukaan diawali dengan prosesi oleh Pimpinan HKBP dan perwakilan Distrik-Distrik di HKBP dengan membawa vandel Distrik masing-masing menuju Altar ibadah.