JUBILEUM 150 TAHUN HKBP

JUBILEUM 150 TAHUN HKBP

29 Desember 2008

LOGO TAHUN DIAKONIA HKBP 2009

KETERANGAN LOGO TAHUN DIAKONIA HKBP 2009


1. Domba Putih Memikul Salib Kuning

Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah dengan penuh ketulusan dan keberanian memikul salib untuk menghapus dosa manusia (Yohanes 1:29). Pengorbanan itu akhirnya membuahkan kemuliaan.

2. Tujuh Bulir Padi Kuning

Padi yang menguning adalah lambang kesejahteraan yang penuh kemuliaan. Setiap orang percaya terpanggil untuk mensejahterakan masyarakat dan seluruh ciptaan (Yeremia 29:7)

3. Cawan Merah Perjamuan Kudus

Darah Yesus di kayu salib telah menebus dosa manusia. PengorbananNya menggerakkan setiap orang untuk berbelas kasih kepada sesama. Perjamuan kasih adalah wujud diakonia bagi sesama (Kisah Para Rasul 2:41-47; 4:32-37)

4. Bumi Daratan Hijau dengan Laut Biru

Gereja=Gereja se-Dunia secara bersama mewujudkan Alternative Globalization Addressing People and Earth (AGAPE). Orang percaya bertanggungjawab untuk menyelamatkan bumi dengan memelihara lingkungan, menegakkkan kedamaian dan keadilan di tengah-tengah dunia.

-disain logo; puji handoko aritonang


(gambar logo dan keterangan dikutip dari Buku Panduan Tahun Diakonia HKBP 2009 yang diterbitkan oleh Kantor Pusat HKBP - Pearaja, tarutung)

17 Desember 2008

Rapat Majelis Pekerja Sinode (MPS) HKBP (I)


Sesuai dengan agenda kegiatan Kantor Pusat HKBP dan sesuai dengan undangan yang dilayangkan Ephorus HKBP, Pdt. DR. Bonar Napitupu No : 646/D03/XI/2008 tanggal 18 November 2008 kepada para anggota Majelis Pekerja Sinode (MPS) HKBP, maka pada tanggal 16-18 Desember 2008 dilaksanakan Rapat Majelis Pekerja Sinode HKBP di Auditorium HKBP Seminarium Sipaholon. Inilah Rapat MPS HKBP yang pertama setelah terlaksananya Sinode Godang HKBP Ke-59 yang berhasil memilih Pimpinan Pusat dan Para Phraeses baru HKBP Periode 2008-2012.


Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada Rapat MPS ini sesuai dengan Undangan Ephorus tersebut adalah :

  1. Informasi Pimpinan
  2. Perkenalan
  3. Memahami Tugas MPS sesuai AP
  4. Menetapkan Anggaran dan Program Kerja 2009
  5. Memilih Ketua Badan Usaha


Apa sih Majelis Pekerja Sinode (MPS) HKBP itu ?


Menurut AP HKBP 2002 Pasal 18 bahwa Pengertian MPS adalah : rapat yang berugas memikirkan cara melaksanakan Keputusan Sinode Agung. Anggotanya adalah : Para Pimpinan HKBP (5 orang), Semua Phraeses, Ketua STT HKBP, Ketua Balitbang HKBP, Ketua Badan Audit HKBP, Ketua Badan Penyelenggara Pendidikan HKBP, Ketua Rapat Pendeta, Seorang utusan dari Guru Jemaat, Bibelvrow dan Diakones, 2 orang utusan dari masing-masing Distrik (biasanya ideal-nya seorang Pendeta + seorang Sintua).

Periode anggota MPS adalah 4 tahun.


Menurut AP HKBP 2002, pada BAB VII RAPAT DI HKBP, pasal 26 bagian 4 yaitu Rapot di Tingkat Pusat, pada angka 4.2 Rapat Majelis Pekerja Sinode tugas-nya adalah :


  1. Menetapkan Rencana Tahunan dan Anggaran Pendapatan Belanja tahunan HKBP
  2. Memilih Kepala Badan Audit HKBP dan Kepala Badan Usaha HKBP
  3. Menerima dan membicarakan Laporan Badan Audit HKBP
  4. Menerima pertanggungjawaban Badan Usaha HKBP melalui Pimpinan HKBP
  5. Menetapkan peraturan-peraturan yang belum diatur dalam Aturan Peraturan HKBP demi memantapkan pelaksanaan pelayanan-pelayanan di HKBP


pada angka 4.2 d waktunya adalah setahun sekali dan pada angka 4.2 b Pimpinan-nya adalah Ephorus.


Siapakah yang menyusun Rencana Tahunan dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja HKBP ?


Menurut AP HKBP 2002 BAB IV HKBP UMUM pada pasal 11 tentang Ephorus di angka 1.11, pada pasal 12 tentang Sekretaris Jenderal di angka 1.5, pada pasal 13 tentang Kadep Koinonia di angka 1.2 e, pada pasal 14 tentang Kadep Marturia di angka 1.1 e, pada pasal 15 tentang Kadep Diakonia di angka 1.2 e,…ke-5 (lima) pimpinan HKBP inilah yang menyusun Rencana Tahunan dan Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja yang akan di sampaikan kepada Majelis Pekerja Sinode untuk ditetapkan.


Apakah itu Badan Audit HKBP ?


Menurut AP HKBP pasal 19 pengertian Badan Audit HKBP adalah :

Organ yang mengaudit dan mengevaluasi penggunaan keuangan, kekayaan, dan pelaksanaan program kerja semua unit pelayanan di HKBP

Tugas-nya adalah :


  1. Memeriksa dan mengadakan audit pengelolaan keuangan dan kekayaan di semua organ pelayanan di HKBP
  2. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja semua organ pelayanan di HKBP
  3. Memperisapkan dan membuat laporan berkala pemeriksaan dan evaluasi penggunaan uang, kekayaan, dan proses pelaksanaan program kerja untuk disampaikan kepada pimpinan organ pelayanan bersangkutan
  4. Menyampaikan rekapitulasi hasil audit keuangan HKBP ke setiap jemaat melalui Pimpinan HKBP paling sedikit-nya setahun sekali
  5. Mengawasi dan mengendalikan kekayaan dan keuangan HKBP
  6. Bertanggungjawab kepada Majelis Pekerja Sinode


Kepala Badan Audit HKBP dipilih oleh MPS HKBP dari warga Gereja, dan ditetapkan oleh Pimpinan HKBP dengan surat keputusan. Anggotanya tiga hingga empat orang yang diangkatoleh Pimpinan HKBP dari warga HKBP, dan ditetapkan dengan surat keputusan.


Syarat menjadi Pimpinan dan Anggota Badan Audit HKBP

  • Warga HKBP yang rajn mengikuti kebaktian, setia, dan bersedia mempersembahkan dirinya untuk perkerjaan gereja
  • Warga HKBP yang memiliki kemampuan di bidang pengelolaan dan pengembangan dunia usaha
  • Sehat rohani dan jasmani
  • Belum pernah dikenai sanksi Peraturan Penggembalaan dan Siasat gereja HKBP
  • Berusia paling sedikit-nya 40 tahun, dan setinggi-tingginya 61 tahun.


Ketua Badan Audit HKBP yang lama adalah : St. Drs.Dj.Sihotang, anggotanya adalah :

  1. St. Djalantar Sihombing, SH
  2. Drs. Surung Naibaho
  3. Drs. Pieter Napitupulu


Apakah itu Badan Usaha HKBP ?


Menurut AP HKBP 2002 pasal 20, pengertian Badan Usaha HKBP adalah : Organ yang mengusahakan sumber-sumber dana yang diperlukan HKBP dalam melaksanakan pelayanannya.

Tugas Badan Usaha HKBP adalah :


  1. Memberdayakan asset-asset HKBP supaya dapat menjadi sumber dana bagi HKBP
  2. Mendirikan badan-badan usaha HKBP, atau badan usaha kerja sama dengan warga gereja, atau badan-badan luar negeri, yang dapat menjadi sumber dana bagi HKBP
  3. Mencari dan menghimpun dana dari warga jemaat yang mampu dan mau menyumbang badan-badan usaha HKBP
  4. Mengelola dana yang berasal dari badan-badan usaha HKBP sesuai dengan Aturan Peraturan HKBP
  5. Bertanggungjawab kepada MPS melalui Pimpinan HKBP


Ketua Badan Usaha HKBP dipilih oleh MPS dari tengah-tengah warga HKBP, dan ditetapkan oleh Pimpinan HKBP dengan surat keputusan. Anggotanya 15 hingga 20 orang, yang diangkat oleh Pimpinan HKBP dari antara warga HKBP.


Syarat menjadi Pimpinan dan Anggota Badan Usaha HKBP

· Warga HKBP yang rajn mengikuti kebaktian, setia, dan bersedia mempersembahkan dirinya untuk perkerjaan gereja

· Warga HKBP yang memiliki kemampuan di bidang pengelolaan dan pengembangan dunia usaha

· Sehat rohani dan jasmani

· Belum pernah dikenai sanksi Peraturan Penggembalaan dan Siasat gereja HKBP

· Berusia paling sedikit-nya 35 tahun, dan setinggi-tingginya 61 tahun.


Ketua Badan Usaha HKBP yang lama adalah : Daemoli Siahaan, SH

Anggotanya :

  • Banjar Marpaung
  • Jack Napitupulu
  • Tambos Naiborhu, SH, MSc
  • Sujono Manurung
  • Ir. Arman Panjaitan
  • Maja Hutapea
  • Ir. Panangian Simanungkalit, MSc
  • Rustam Sidabutar, SH, MSc
  • St. Drs. TP. Hutapea
  • St. Raden Pardede
  • Dr. Adler Manurung
  • Ir. Alidin Simanjuntak MBA
  • Ir. Hotasi Nababan, MSc
  • Ny. Luseria Sitorus br. Siagian, BSc
  • Jasman Panjaitan, SH

08 Desember 2008

NATAL : Suatu Renungan


Mengenangkan, Merayakan dan Menghadirkan Kembali Tindakan kasih Allah Dalam Diri Yesus kristus



Masa-masa Adven telah banyak dan mulai dipergunakan orang-orang Kristen untuk merayakan Natal. Perayaan-perayaan Natal yang dibuat oleh instansi pemerintah maupun swasta, sekolah-sekolah, kumpulan-kumpulan marga, bahkan yang berasal dari gereja sendiri.
Mari sejenak kita merenung, sebenar-nya untuk apa kita merayakan Natal? Manfaat apa yang kita ambil? Apa korelasi-nya dengan hidup kita sehari-hari? Apa yang perlu kita sikapi?

Merayakan Natal berarti kita mengenangkan kembali tindakan Allah dalam diri Yesus Kristus.

Yesus Kristus yang meskipun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang hamba. band:Flp 2:6-7.

Kristus merelakan nilai dirinya yang begitu tinggi dan mengambil bagian yang begitu rendah dalam kehidupan manusia, yaitu hamba miskin, seorang awam yang mengandalkan Allah dalam hidupnya. Kiranya peristiwa ini bisa menjadi bahan permenungan untuk mensikapi kehidupan kita secara mendalam. Dalam jaman kita sekarang ini banyak manusia hanya menggembalakan dirinya sendiri, banyak menuntut supaya kepentingannya terpenuhi, tanpa peduli dengan kepentingan mereka yang ada di sekitarnya. Manusia cenderung mau merengkuh harkat diri yang tinggi, bahkan jauh melebihi kodratnya. Mereka men-Tuhankan dirinya dengan segala bentuk aplikasinya, entah benda, waktu, uang, jabatan dan kuasa. Bahkan tidak jarang manusia mengatasnamakan perintah Tuhan melakukan suatu tindakan yang merusak relasi antar manusia atau pun dengan Tuhan sendiri. Maka kiranya hari Natal, hari kelahiran Yesus Kristus, bisa menggugah jiwa kita untuk membangun kembali dunia ini menjadi suatu dunia yang indah, aman dan nyaman untuk dihuni umat manusia.

Merayakan natal juga berarti merayakan tindakan Allah yang mau menyapa, berdialog dengan
manusia dalam kemanusiaannya.

Maka Sang Firman mengambil rupa manusia. Dalam rupa manusia inilah Dia berperan sungguh-sungguh sebagai manusia. Ia lahir dari seorang perempuan, besar dalam suatu keluarga dan masyarakat. Sebagai manusia, hatiNya selalu tergerak saat melihat orang lain menderita. Ia mempunyai rasa belas kasih, iba, mencintai, sedih sebagaimana dimiliki manusia.
Maka bisa dikatakan Yesus sungguh-sungguh profesional dalam menjalankan perutusannya ini.
Pertanyaan reflektif yang bisa kita kemukakan disini adalah, apakah kita sungguh-sungguh sudah menjadi pribadi-pribadi yang menyadari tugas perutusan kita. Apakah kita lebih mementingkan mencari jatah kuasa atas yang lain atau memperhatikan kebutuhan sesama dengan seksama? Apakah kita telah membantu orang-orang di sekitar kita menjadi pribadi-pribadi yang sungguh manusiawi. Atau kita malah menghambat atau bahkan 'membunuh' perkembangan mereka. Kalau kita lanjutkan, akan muncul sederetan pertanyaan.
Kunci pokoknya adalah kalau kita merayakan tindakan Allah yang mau menyapa manusia dalam
kemanusiaannya, apakah kita juga bergembira dan merayakan kemanusiaan kita karena mampu menyapa dan berdialog dengan sesama manusia sebagai manusia?

Merayakan natal juga berarti menghadirkan kembali cinta Allah pada manusia.

Dalam diri Yesus, Allah yang mencintai manusia mau merengkuh kembali manusia dalam pelukan kasihNya. Allah tidak ingin membiarkan umatNya terpisah-pisah dan tercerai berai. Maka perayaan natal selalu mengajak kita untuk menghadirkan cinta Allah dalam suatu gerakan kasih yang timbal balik di antara banyak pribadi demi terwujudnya kesatuan umat manusia sebagai citra Allah.
Semoga di dalam merayakan Natal, kita diinspirasikan oleh makna pengosongan diri Yesus.
Kiranya cinta kasih Yesus mampu diwujudkan di dalam dan melalui diri kita masing-masing, bagi kepentingan orang banyak.

07 Desember 2008

Cerita Natal : "KEKAYAAN, KESUKSESAN DAN KASIH SAYANG"


Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.


Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut".


Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali", kata pria itu.


Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini".


Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.


Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.”


Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan.”


Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita." Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang."


Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita."


Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini." Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?”


Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."

ADVENT : MARPANGALAHO NA TURE MANAGAM ARI NI TUHAN I


ADVEN adalah kerinduan manusia untuk berjumpa dengan Allah. Semakin lama kerinduan kita itu semakin membara sampai saat menjelang NATAL dimana Allah datang menjumpai hidup kita dalam wujud nyata sama seperti kita : dalam wujud manusia. Bagaimana kita memasuki masa ADVEN ?


Film Funeral March (2001) menceritakan siatuasi dari dua tempat berbeda, dari ruang penitipan jenazah dan dari ruang sebuah rumah. Duan adalah seorang pemilik ruang penitipan jenazah warisan orang tuanya. Ia menawarkan jasa menemani pribadi-pribadi yang sedang menjemput kematiannya sehingga mereka dapat meninggal dunia dengan bahagia. Setelah bertahun-tahun bekerja di situ, ia membuat sebuah simpul kecil dalam hidupnya,“Kalau waktu hidupmu hanya menyisakan hari-hari terakhir, sisihkan waktu-waktu paling berharga itu untuk memberi kehidupan bagi orang-orang yang engkau kasihi.”


Yee adalah gadis rupawan yang sedang bergumul dengan penyakit yang pelan-pelan menggerogoti hari-hari kehidupannya. Ia sedemikian takut dengan hari-hari hidupnya sehingga ia membenci kehidupan di sekitarnya. Orang-orang seperti berharap ia segera menjemput kematiannya. Ia merasa kehidupannya hanya menyisakan beban. Di rumah ia sedemikian sinis terhadap ibu tirinya karena ia menganggap ibu tirinya telah merebut cinta terakhirnya, ayahnya. Tak mengherankan salah satu permintaan terakhirnya adalah agar ibu tirinya tidak diperkenankan hadir dalam ibadat kematiannya. Duan, sahabat barunya, justru menawarkan usulan sebaliknya. Ia meminta kliennya untuk memotret wajah tersenyum ibunya dan menempelkan di semua ruang rumahnya terutama di kamar pribadinya.


Dua pribadi ini kemudian saling berkunjung ke tempat kehidupan mereka tinggal. Duan sangat terkesan dengan kehadiran pribadi-pribadi terdekat di rumah Yee yang mendukung agar hidupnya tidak berhenti karena penyakit yang dideritanya. Demikian pula Yee sangat terkesan dengan Duan yang membuat peristiwa kematian orang-orang yang ditemaninya menjadi kisah kehidupan. Ia sendiri mengalami sentuhan tangannya yang menghidupkan. Duan berlari-lari menggendong tubuh Yee yang tiba-tiba kesehatannya menurun drastis ke rumah sakit agar kehidupan sahabat barunya itu dapat diselamatkan. Bagi Yee itulah pemberian terbaik dari seorang sahabat: menggendong kehidupan orang terkasih yang sedang mengalami kejatuhan dalam hidupnya. Gendongan kehidupan itu justru hadir dari Duan yang juga sedang menjemput hari-hari terakhir hidupnya. Kata-kata Duan itu bergema saat Yee menemani Duan mengatupkan mata kehidupannya, “Kalau waktu hidupmu hanya menyisakan hari-hari terakhir, sisihkan waktu-waktu paling berharga itu untuk memberi kehidupan bagi orang-orang yang engkau kasihi.”


Film yang bertutur menjemput kehidupan itu dapat membantu kita memasuki masa Adven. Kita dapat memandang masa Adven dari sisi kita dan dari sisi Allah. Adven dari sisi kita adalah menjemput Allah yang hadir dalam hidup kita. Dari sisi Allah Adven adalah menjemput manusia yang hadir kehadirat-Nya. Dimana Anda hendak berjumpa Allah yang menjemput hidup kita?


Puisi narratif Nyanyian Angsa (Swan Song) karya sastrawan Indonesia terkemuka W.S. Rendra bertutur bagaimana Allah menjumpai hidup kita. Maria Zaitun adalah potret diri kita. Ia rindu berjumpa Allah dalam keadaan tubuh dan jiwa yang lelah, rusak, keriput. Hari-hari terakhir hidupnya seolah hanya menyisakan penyakit justru saat ia harus berjumpa dengan Allah. Yesus hadir sebagai pribadi elok yang tak menghindari perjumpaan dengan Maria Zaitun, malahan menyongsongnya. Perjumpaan sedemikian pribadi dan digambarkan Rendara dalam relasi sepasang kekasih yang memadu cinta. Rendra mengkritik hidup beragama yang diwakili karakter malaikat Firdaus berwajah bengis dengan pedangnya yang siap mengusir kalau Maria Zaitun mencoba mendekati gerbang Firdaus. Pastur mengusir Maria Zaitun dari pintu gereja dan menyebutnya sebagai macan betina karena dituduh menghujat nama Allah. Hidup beragama yang suka membuat vonis terhadap hidup manusia yang hendak berjumpa dengan Allah adalah korup!


Kita pun sering memasuki masa Adven dalam keadaaan seperti Maria Zaitun. Lelah. Rusak. Keriput. Tuhan berkenan menjumpai kita sebagaimana adanya. Ia tidak mensyaratkan apa pun untuk dapat berjumpa dengannya. Kita diundang hadir dengan diri kita sebagaimana adanya. Tuhan tidak berjumpa untuk memvonis hidup kita. Sebagaimana dituturkan penyair Rendra, Tuhan hadir kepada kita dalam sosok seorang kekasih, pengantin. Ia menyentuh kerinduan terdalam hidup kita. Maria Zaitun rindu Tuhan bersama dia dalam hidupnya yang tinggal menghitung hari-hari terakhir itu. Apa kerinduan Anda sekarang ini yang Anda ingin Tuhan menyentuhnya? Tuhan dalam masa Adven hadir sebagai Pribadi yang mengetuk pintu hati kita. Tuhan hanya bisa masuk dalam pintu hati kita kalau kita tidak menguncinya dari dalam.


Dalam komunitas kristiani, kerinduan manusia untuk berjumpa dengan Allah itu digambarkan dengan simbol lilin yang setiap minggu bertambah nyalanya setiap minggu. Kerinduan kita pada Allah diharapkan semakin menyala semakin kita mendekati Natal. Perjumpaan dengan Allah yang hadir itu seringkali dilalui dengan peziarahan menempuh jalan gelap. Peziarahan itu juga sering digambarkan dengan kerinduan pasangan suami-istri menanti kelahiran bayi mereka. Natal adalah saat istimewa Allah hadir dalam hidup kita. Semoga kita berjumpa dengan Allah yang menjemput kita. Selamat ADVEN!